Rabu, 08 Juli 2020

Hasrat saya

Bercerita tentang hasrat saya terhadap fotografi, tidak akan ada membosankan (terutama untuk sesama pecinta fotografi)   
~For English version please click Here

Mari kita lihat koleksi saya selama pandemi, itu tidak menyenangkan tetapi menakjubkan bahwa saya masih bisa mengambil foto dengan benda terbatas di sekitar halaman rumah saya. 
Tidak banyak yang bisa dijadikan objek fotografi.  

Saya sangat suka memotret alam, apakah itu pantai, langit, matahari
Tidak pernah mencoba mengambil gambar benda mati tetapi karena bukan hasrat  saya untuk mengambil gambar benda mati , hasilnya jauh dari memuaskan(jujur banget ya saya 🤭) 

Bunga sebagai objek saya juga kurang tertarik tetapi karena pandemi dan secara otomatis tidak bebas untuk keluar dari  rumah untuk berburu foto,yang ada sekitar rumah jadilah objek foto, dan semua foto bukan dari kamera profesional, saya hanya menggunakan kamera ponsel.  

                                     putri malu (Anik Setyawati)

Seperti foto-foto tanaman putri malu ini, tanaman liar, tetapi ternyata benar-benar bagus ketika saya foto.
Juga, dengan foto-foto lain, karena mereka tidak tahu namanya, saya juga bingung apakah mereka termasuk dalam kelompok bunga atau tidak, karena ini semua adalah tanaman liar yang sedang berbunga.  Dan hasilnya sangat bagus (menurut saya 😉)

                      bunga tanaman liar (Anik Setyawati)

                      bunga tanaman liar (Anik Setyawati)

                      bunga tanaman liar (Anik Setyawati)

                      bunga tanaman liar (Anik Setyawati)

Sebagai seorang fotographer amatir,bagi saya foto-foto saya luar biasa 😉
Bagaimana menurut kalian?



Mohon tinggalkan komentar dibawah,saya sangat mengharapkan komentar dari Anda semua


My Passion

Tells about my passion for photography, there won't be any bores (especially for fellow photography lovers) 
~Untuk versi Bahasa Indonesia silahkan klik disini

Let's see my collection during the pandemic, it's not fun but it's amazing that I can still take photos with limited objects just around my home page.
There isn't much that can be made into a photographic object

I really like photographing nature, whether it's the beach, the sky, the sun. 
Never tried to take pictures of inanimate objects but because it's not my passion to take pictures of the object, the results are far from satisfying. 

Interest as an object I am also less interested but because of the pandemic and automatically not free to go out of the house for photo hunting, those around the house become photo objects, And all photos are not from a professional camera, I only use a cellphone camera.

                       shy princess plant ( Anik Setyawati)

Like the photos of this shy princess plant,  wild plants, but it turned out to be really good when I took photos.

Also, with other photos, because i don't know the name, they are also confused whether they belong to the flower group or not, because these are all wild plants that are flowering. And the results are really good (in my opinion🤭)

                         wild plants flower (Anik Setyawati)

                        wild plants flower (Anik Setyawati)

                         wild plants flower (Anik Setyawati)

                        wild plants flower ( Anik Setyawati)

For amateur photographer like me,that photos are awesome😉
How about you guys?


Please leave your comments below, I look forward to hearing from you all

Kamis, 02 Juli 2020

Berburu Matahari Terbit Dan Embun Es Di Dieng

Perjalanan berburu matahari terbit dan nikmati fenomena embun es di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.  Saya tinggal di Yogyakarta dan jarak Dieng adalah 112 km dari kota saya dan dibutuhkan sekitar 3,14 menit jika lalu lintas normal.  Saya sangat bersemangat dan tidak sabar ketika Juni adalah musim kemarau dan di Dieng ada fenomena embun es seperti yang saya tulis di artikel saya sebelumnya tentang fenomena itu in here
~English version please click here
                Screenshot dari Google Maps

Karena saya sangat bersemangat, saya dan anak-anak tidak tidur di malam hari pada tanggal 28 Juni 2019. Rencana perjalanan kami adalah untuk menikmati matahari terbit dan juga untuk menikmati fenomena embun es
Sebenarnya tidak mungkin 2 rencana kita diimplementasikan, karena embun es akan mulai mencair ketika matahari terbit.Tetapi tidak ada salahnya mencoba mendapatkan kedua momen itu.  Kami berangkat dari Yogya jam 1 pagi menggunakan 2 mobil.
Dan kami siap dengan pakaian dan jaket berlapis dan juga sarung tangan berlapis karena kami akan datang ke dataran tinggi, di mana suhu selalu dingin pada hari-hari normal, terutama di musim kemarau ... dapat mencapai suhu minus dan ketika saya pergi ke sana suhu  6 ° C, mungkin bagi Anda yang tinggal di negara-negara yang mengalami musim dingin 6 ° C tidak berpengaruh, tetapi bagi kami yang hanya memiliki 2 musim, dan negara tropis suhu 6 ° C sangat dingin

             Screenshot dari Google Weathet

Oh ya, dalam perjalanan saya kali ini saya menemui sedikit masalah, yaitu ban mobil tiba-tiba kempes dan waktu itu menunjukkan jam 4 pagi dalam 30 menit matahari akan segera terbit ... oh benar-benar adrenalin karena kita panik dan khawatir serta kecewa membayangkan perjalanan kami akan sia-sia karena masalah tak terduga yaitu ban kempes, dan lokasi tempat kita berganti ban sekitar 10 km dari lokasi untuk menikmati matahari terbenam dan butuh sekitar 15 menit di sana karena jalannya sangat menanjak  dan sempit, tentu saja mobil harus lebih hati-hati, tidak bisa mengebut
Dan pada 4,20 mobil dapat melanjutkan perjalanan.  Rasanya luar biasa karena kita masih memiliki momen matahari terbit yang luar biasa seperti foto di bawah ini

   Matahari terbit dari Gardu Pandang Tieng @Anik

Tidak ingin beranjak sebenarnya karena kekaguman, kegembiraan, emosi bercampur menjadi satu untuk melihat kebesaran Tuhan dengan siklus matahari terbit yang sangat menakjubkan.
Dieng memiliki tempat terbaik untuk menikmati matahari terbit di Bukit Sikunir, saya tidak sampai di sana tetapi anak saya yang berada di kelompok mobil lain mereka menikmati matahari terbit dari Gunung Sikunir

       Matahari terbit dari Puncak Sikunir @Anik

Kami berada di gardu Tieng hanya 10 menit karena kami masih ingin dapat menikmati memegang embun es fenomenal yang mengundang wisatawan dari luar wilayah dan luar provinsi untuk datang ke Kompleks Kuil Arjuna Dieng untuk melihat dan menikmati fenomena luar biasa bagi  kami yang ada di indonesia

                  Kompleks Candi Arjuna @Anik

 Saran saya bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan sebaiknya tidak datang ke lokasi es adalah, karena itu benar-benar sangat dingin, saya yang sudah memakai pakaian tebal dengan 3 jaket berlapis, 3 sarung tangan berlapis juga masih menggigil kedinginan ... brrrrr
Anak bungsu saya menangis pada awalnya meminta untuk kembali ke mobil karena dia merasa sangat kedinginan tetapi karena dalam pikiran saya, saya hanya ingin melihat embun es secara langsung, saya mengabaikan keselamatan anak-anak saya.Alhamdulillah, walaupun sangat dingin, kami bisa saja berada di tengah salju, dan di sana sangat ramai dengan turis seperti saya, berkunjung, mengambil foto sambil menikmati pemandangan alam yang luar biasa.  Meskipun ada sedikit drama dari ban mobil yang kempes dan tangisan anak bungsu saya

              Berfoto dilokasi embun es @Anik

            Suasana di lokasi embun es @Anik

Dieng terkenal karena pertanian kentang, sayuran, tembakau dan ada juga perkebunan teh.  Kami berhenti di Perkebunan Teh Tambi, sekali lagi tempat ini luar biasa, terutama bagi saya yang datang dari Kalimantan dan tidak memiliki perkebunan teh karena lokasi geografis Kalimantan yang terletak di garis Khatulistiwa
                   Perkebunan kentang @Anik

        Perkebunan Teh Tambi,Wonosobo @Anik

        Perkebunan Teh Tambi,Wonosobo @Anik

        Perkebunan Teh Tambi,Wonosobo @Anik

Tiba di waktu saya harus kembali ke Yogyakarta dan hati saya belum siap untuk pulang karena Dieng, Wonosobo sangat bagus pemandangannya,dan dalam hati saya masih ingin berkunjung kembali ke sana,tetapi karena masih pandemi,fenomena embun es kali ini kemungkinan besar akan terlewatkan.

 Semoga Anda tidak bosan membaca tulisan saya.
Mohon tinggalkan komentar anda agar saya menjadi lebih baik kedepannya,terimakasih 

Sunrise Hunting and Ice Dew on Dieng

Sunrise hunting trip and enjoy the phenomenon of frost in Dieng, Wonosobo, Central Java.  I live in Yogyakarta and Dieng distance is 112 km from my city and it takes around 3.14 minutes if traffic is normal.  I was very excited and impatient when June was the dry season and in Dieng there was a snow phenomenon as I wrote in my previous article about that phenomenon in here
~Versi Bahasa Indonesia silahkan klik ini

                   Screenshot by Google Maps

Because I was very excited, I and the children did not sleep at night on June 28, 2019. Our travel plan was to enjoy the sunrise and also to enjoy the phenomenon of frost.  Actually it is not possible for 2 of our plans to be implemented, because frost will begin to melt when the sun rises.  But there is no harm in trying to get those two moments

We departed from Yogya at 1 am using 2 cars.  And we are ready with layered clothes and jackets and also layered gloves because we will come to the highlands, where the temperature is always cold on normal days, especially in the dry season ... can reach minus temperatures and when I go there the temperature  6 ° C, maybe for those of you who live in countries where the winter temperature is 6 ° C has no effect, but for those of us who only have 2 seasons, and tropical countries the temperature is 6 ° C very cold

                Screenshot by Google Weather

Oh yes, on my trip this time I encountered a little problem, namely the car tire suddenly went flat and it was 4 o'clock in the morning which in 30 minutes the sun would immediately rise ... oh really adrenaline because we panicked and worried and disappointed  imagine that our trip will be in vain because of an unexpected problem that is a flat tire, and the location where we change tires is about 10 km from the location to enjoy the sunset and need about 15 minutes there because the road is very uphill and narrow, of course the car must  be more careful, you can't speed.
And on 4.20 cars can continue the journey.  It feels amazing because we still have a moment of sunrise that is extraordinary like the photo below

      Sunrise from Tieng Subtation View by @Anik

Do not want to move actually because of admiration, excitement, emotions mixed into one to see the greatness of God with a cycle of sunrise that is amazing.  Dieng has the best place to enjoy the sunrise on Mount Sikunir, I didn't get there but my son who was in the arms of another car they enjoyed the sunrise from Mount Sikunir

           Sunrise from Mount Sikunir by @Anik

We were in the Tieng substation for only 10 minutes because we still wanted to be able to enjoy holding phenomenal ice dew.
In which the phenomena invite tourists from outside the area and outside the province to come to the Arjuna Dieng Temple Complex to see and enjoy extraordinary phenomena for us in Indonesia

            Arjuna Temple complex by @Anik

My advice for those who have breathing problems should not come to the ice location is, because it is really very cold, I who already wear thick clothing plu s 3 layered jacket, 3 layered gloves also still shivering with cold ... brrrrr
My youngest child cried at first asking to return to the car because he felt unbelievably cold but because in my mind I just wanted to see the house directly, I ignored the safety of my children. Alhamdulillah, even though it was very cold, we could be in the middle of the frost, and there was very crowded with tourists like me, visiting, taking photos while enjoying the extraordinary natural scenery.Although there was a little drama from the cries of my youngest child and also a flat car tire

       Taking photo on ice dew location by @Anik

         Situation on ice dew location by @Anik

Dieng is famous for producing potatoes, vegetables, tobacco and there are also tea plantations
We stopped by the Tambi Tea Plantation, once again this place was extraordinary, especially for me who came from Kalimantan and did not have a tea plantation because of Kalimantan's geographical location on the Equator

                Potatoes plantations by @Anik

      Tambi Tea Plantations,Wonosobo by @Anik

  Taking photo on Tambi Tea Plantations by @Anik

       Tambi Tea Plantations,Wonosobo by @Anik

Arriving at the time I had to go back to Yogyakarta and my heart was not ready to go home because Dieng, Wonosobo was very good in sight,but because it's still a pandemic,ice dew this year is likely to be missed.

Hopefully you do not get bored reading my writing

Please leave your comment...thank you